Posted in Live

Meningitis alias Radang Otak

“Mbu, a Fahmi meninggal..”
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Saya tertegun mendengar berita ini. A Fahmi adalah anak pertama tetangga saya yang masih berusia 12tahun. Saya sempat terlibat mengasuhnya saat almarhum masih kecil. Sungguh saya tak sedikit pun menyangka bahwa Allah memanggilnya secepat ini.

“Emang kenapa mih? Kecelakaan bukan”
“Bukan mbu, radang otak katanya. Sore dibawa ke rumah sakit, besoknya koma, langsung pindah ke ICU, sehari kemudian udah ga ada.”

Ya Alloh.. terima kasih Engkau telah memudahkan kepergiannya. Aa Fahmi pergi tanpa merepotkan orang tuanya. Semoga A Fahmi diterima segala amal ibadahnya dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan.

Sebegitu dahsyatnya kah radang otak? Berikut saya kutip dari buku “anak sehat, 100 solusi dr.tiwi”

Meningitis adalah peradangan pada selaput otak (meningens). Penyebabnya bisa karena bakteri, virus, atau jamur. Gejala yang timbul di antaranya demam, kejang, kehilangan kesadaran, rewel/gelisah/menangis terus menerus, sulit makan, lemah, fotofobia, ubun-ubun menonjol pada bayi, adanya tanda-tanda syok, ruam (tidak selalu ada). Penularan melalui percikan ludah saat bersin, berbicara, atau batuk.

Penanganan pertama jika anak menunjukkan gejala di atas (terutama 3 gejala: demam, kejang, kesadaran menurun) segera bawa ke dokter. Biasanya dokter akan melakukan pungsi lumbal atau pengambilan cairan serebrospinal di antara tulang belakang untuk menegakkan diagnosis. Anak yang menderita penyakit ini harus dirawat di rumah sakit dan dokter akan memberi obat dan terapi sesuai hasil diagnosis.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin HIB untuk mencegah bakteri Haemophilus influenza, dam vaksin IPD untuk mencegah bakteri Streptokokus pneumonia.

Meningitis jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi yang mengakibatkan gangguan pendengaran, epilepsi, retardasi mental, bahkan kematian.